Kamis, 31 Oktober 2013

Nutrisi untuk bayi

Postingan kali ini tentang seputar bayi dan nutrisinya yaaa... Yuk disimak J

Umur berapa sih yang masih bisa disebut bayi??? Yupz, umur 0 – 1 tahun (menurut WHO). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seorang bayi maupun anak, yaitu faktor pertumbuhan, perkembangan psikomotor, interaksi sosial, nutrisi, keluarga dan edukasi. Semua faktor tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang seorang bayi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sendiri, dipengaruhi oleh berbagai hal :
·         Faktor genetik
·         Nutrisi post-natal
·         Kesehatan
·         Faktor psikososial
·         Hormon
Nahhh, apa sih sebenernya pertumbuhan dan perkembangan itu? Ternyata, pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang berbeda lohh...
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat ( menurut Depkes,2006).  Perumbuhan bayi biasanya dikontrol dengan kartu menuju sehat (KMS) di posyandu.


Pada usia 0 – 6 bulan, pertumbuhan bayi lebih pada reaksi metabolik. Sedangkan pada usia 6 -  12 bulan, pertumbuhannya akan lebih berkembang ke arah aktifitas fisik. Normalnya, berat badan bayi bertambah pada saat usia 2 minggu (± 30gr/hari).
Lalu, apa perkembangan itu?? Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.
Perkembangan pada bayi, bisa dilihat dari kemampuan motorik halus dan motorik kasar.
Motorik halus : Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dengan bantuan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat dan diatur secara halus seperti keterampilan tangan (Soetjiningsih, 1995; Santrock, 2007). Misalnya, menggenggam mainan berbunyi, menggenggam dengan ibu jari dan jari-jari lain, membangun menara dengan 2 gelas, dsb.
Motorik kasar : Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, seperti berjalan (Soetjiningsih, 1995; Santrock, 2007). Contoh lain dari motorik kasar yaitu berguling, berdiri ketika dipegang, berdiri sendiri dengan baik, dsb.
Bagaimana kebutuhan nutrisi untuk bayi ??
Kebutuhan untuk bayi bisa diukur atau dihitung menggunakan rumus
AKEIi =               (129-9.4 Ui + 0.62 Ui2) x Bi

 
 



Keterangan     :  AKEi = Angka kecukupan energi individu pada bayi umur Ui (kkal/orang/hari)
    Ui      = Umur bayi (bulan)
    Bi      = Berat badan bayi pada umur Ui (kg)

Berdasarkan hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) angka kecukupan energi untuk anak berusia 1-3 tahun adalah sebesar 1000 kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun adalah sebesar 1550 (Dwiriani 2009)
·        Karbohidrat 
      Untuk mencukupi kebutuhan energi, dianjurkan sekitar 60 – 70 %  energi total berasal dari                           karbohidrat (Krisnatuti&Yenrina 2006)
·         Lemak
       Menurut WHO (1990) dalam Almatsier (2004) sebagai sumber energi yang efisien, dianjurkan                      kecukupan lemak bayi menyumbang 15-30% kebutuhan energi total.
      ·          Protein
             Menurut Dwiriani (2009) besarnya kebutuhan protein berdasarkan berat badan adalah (1) 2.2 g/kg              BB/hari pada usia <6 bulan, (2) 2 g/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan, dan (3) 1-1.5 g/kg BB/hari                  pada usia di atas 1 tahun.
      ·         Vitamin dan Mineral
             Vitamin dan mineral untuk bayi bisa dilihat dari tabel berikut :
      ·         Cairan
           Kecukupan adalah (1) 0.8 liter/hari pada usia <6 bulan, (2) 1.0 liter/hari pada usia 6-12 bulan, (3)                1.1 liter/hari pada usia 1-3 tahun, dan (4) 1.4 liter/hari pada usia -6 tahun berdasarkan WKNPG                  (2004)
Apa saja masalah nutrisi yang sering terjadi pada bayi?
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya, tentu saja ada masalah yang terkadang dialami bayi. Masalah dan penyebabnya pun beragam dan diusahakan secepatnya mendapat penanganan.
·         Intoleransi Laktosa : ketidakcukupan enzim laktase sehingga laktosa tidak dapat dicerna akibatnya terjadi gangguan pencernaan seperti : diare, sakit perut
Gejala : diare, sakit perut, kembung
Penyebab : genetik, gastroenteritis, infeksi parasit, defisiensi Fe,
·         Alergi susu sapi : tidak langsung tampak setelah anak minum susu, tubuh bereaksi membuat zat inti yang dinamakan immunoglobulin, ketika anak mengonsumsi susu sapi, tubuhnya akan membentuk antibodi ----- antibodi berlebih ---- alergi
Gejala : kemerahan atau rasa gatal di tubuh setelah minum susu sapi
Penyebab : protein dari susu sapi
·         Diare
Untuk diare, dapat dikurangi kemungkinan terjadinya dengan pemberian ASI. Pada bayi yang mendapat air susu ibu lebih jarang menderita diare karena berkurangnya kontaminasi bakteri serta terdapatnya zat-zat anti infeksi dalam air susu ibu (IgA). Selain itu, antibodi dari kolostrum ASI memberi kekebabalan gastrointestinal
Berdasarkan penelitian Grantham-McGregor et al., 2007 diperkirakan lebih dari 200 juta anak-anak di bawah umur lima tahun mengalami kegagalan dalam mencapai potensi perkembangan kognitif karena kemiskinan, tingkat kesehatan dan gizi yang rendah, dan pola asuh yang kurang.
Gizi yang buruk pada saat kehamilan dan masa awal kehidupan bayi akan memberikan beberapa dampak buruk seperti gangguan perkembangan motorik yang akan berdampak pula pada perkembangan kognitif dan IQ. Otak akan tumbuh secara pesat dimulai dari trimester ketiga kehamilan sampai usia 3 tahun. Perkembangan otak akan mempengaruhi perkembangan fisik, kognitif dan psikososial. Gagal tumbuh atau pertumbuhan yang terganggu pada masa emas pertumbuhan bayi dan balit
a akan sluit diperbaiki.
Apa masalah pemberian makan pada bayi ?
Pemberian makan pada bayi bisa terjadi masalah, masalah tersebut bisa pemberian makan yang kurang atau lebih atau keadaan yang lainnya. Pemberian makan yang kurang, biasanya disebabkan karena bayi tidak mampu mengambil atau menerima makanan dalam jumlah yang cukup. Pada bayi usia 4 bulan, bila penambahan berat badan kurang dari 200 gr/minggu menunjukkan pemberian makan yang kurang.

Pemberian makan yang lebih, disebabkan karena terlalu sering diberi makan atau saat bayi menangis selalu diberi makan. Pemberian makan yang lebih akan memperlambat pengosongan lambung (lemak) dan mengganggu proses fermentasi (karbohidrat) akibatnya perut kembung, berat badan naik dengan cepat, banyak kentut dan obesitas.
Keadaan lain yang bisa mengganggu pemberian makan pada bayi adalah regurgitasi. Regurgitasi adalah kembalinya sejumlah kecil makanan yang tertelan selama atau sesudah makan, bisa disebabkan karena terlalu cepat minum dan menelan udara. Selama usia 6 bulan pertama, hal ini masih dianggap wajar.
Bagaimana pemilihan makanan dan penyusunan menu ?
Bayi seharusnya mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan meneruskan ASI sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI sampai usia 6 bulan, tidak ada pemberian makanan lain termasuk air, madu, pisang dll. Pemberian MP-ASI baru dilakukan saat usia bayi lebih dari 6 bulan, karena kandungan nutrisi ASI tidak mencukupi untuk kebutuhan nutrisi bayi sehingga diperlukan makanan tambahan. Makanan bentuk padat mulai dapat diberikan sekali sehari dalam jumlah sedikit (3-5 sdt). Makanan yang dimuntahkan oleh bayi, belum tentu tidak disukai bayi. Hal tersebut bisa saja karena bayi sudah kenyang atau lidah bayi belum dapat menelan dengan cukup, sehingga jangan memaksa bayi. Berikan makanan tersebut beberapa kali sampai bayi terbiasa.
Pemberian buah dan sayur bisa dilakukan, tetapi sebaiknya disaring atau dalam bentuk lunak. Misal, buah pisang dimasak sebentar supaya lebih lunak. Pada saat pemberian makanan pendamping ini, sebaiknya tidak dipentingkan untuk rasa karena bayi belum mengenal rasa hambar sehingga jangan terlalu cepat menambahkan garam atau gula. Biarkan bayi mengenal rasa asli dari makanannya.




0 komentar:

Posting Komentar