Postingan kali ini tentang seputar bayi dan nutrisinya yaaa...
Yuk disimak J
Umur berapa sih yang masih bisa disebut bayi??? Yupz, umur 0
– 1 tahun (menurut WHO). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seorang bayi
maupun anak, yaitu faktor pertumbuhan, perkembangan psikomotor, interaksi
sosial, nutrisi, keluarga dan edukasi. Semua faktor tersebut akan mempengaruhi
tumbuh kembang seorang bayi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi
sendiri, dipengaruhi oleh berbagai hal :
·
Faktor
genetik
·
Nutrisi
post-natal
·
Kesehatan
·
Faktor
psikososial
·
Hormon
Nahhh, apa sih sebenernya pertumbuhan
dan perkembangan itu? Ternyata, pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang
berbeda lohh...
Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat ( menurut Depkes,2006). Perumbuhan bayi
biasanya dikontrol dengan kartu menuju sehat (KMS) di posyandu.
Pada usia 0 – 6 bulan, pertumbuhan
bayi lebih pada reaksi metabolik. Sedangkan pada usia 6 - 12 bulan, pertumbuhannya akan lebih
berkembang ke arah aktifitas fisik. Normalnya, berat badan bayi bertambah pada
saat usia 2 minggu (± 30gr/hari).
Lalu, apa perkembangan itu?? Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya.
Perkembangan pada bayi, bisa dilihat
dari kemampuan motorik halus dan motorik kasar.
Motorik halus : Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dengan bantuan
otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat dan diatur secara halus
seperti keterampilan tangan (Soetjiningsih, 1995; Santrock, 2007). Misalnya,
menggenggam mainan berbunyi, menggenggam dengan ibu jari dan jari-jari lain,
membangun menara dengan 2 gelas, dsb.
Motorik kasar : Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar, seperti berjalan (Soetjiningsih, 1995; Santrock,
2007). Contoh lain dari motorik kasar yaitu berguling, berdiri ketika dipegang,
berdiri sendiri dengan baik, dsb.
Bagaimana kebutuhan
nutrisi untuk bayi ??
Kebutuhan untuk bayi bisa diukur atau dihitung menggunakan
rumus
|
Keterangan : AKEi
= Angka kecukupan energi individu pada bayi umur Ui (kkal/orang/hari)
Ui = Umur bayi (bulan)
Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg)
Berdasarkan hasil Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi (2004) angka kecukupan energi untuk anak berusia 1-3
tahun adalah sebesar 1000 kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6
tahun adalah sebesar 1550 (Dwiriani 2009)
· Karbohidrat
Untuk mencukupi kebutuhan energi,
dianjurkan sekitar 60 – 70 % energi
total berasal dari karbohidrat (Krisnatuti&Yenrina 2006)
·
Lemak
Menurut WHO (1990) dalam Almatsier
(2004) sebagai sumber energi yang efisien, dianjurkan kecukupan lemak bayi
menyumbang 15-30% kebutuhan energi total.
· Protein
Menurut Dwiriani (2009) besarnya
kebutuhan protein berdasarkan berat badan adalah (1) 2.2 g/kg BB/hari pada usia
<6 bulan, (2) 2 g/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan, dan (3) 1-1.5 g/kg
BB/hari pada usia di atas 1 tahun.
· Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral untuk bayi bisa dilihat dari tabel berikut :
· Cairan
a akan sluit diperbaiki.
· Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral untuk bayi bisa dilihat dari tabel berikut :
· Cairan
Kecukupan adalah (1) 0.8 liter/hari
pada usia <6 bulan, (2) 1.0 liter/hari pada usia 6-12 bulan, (3) 1.1
liter/hari pada usia 1-3 tahun, dan (4) 1.4 liter/hari pada usia -6 tahun
berdasarkan WKNPG (2004)
Apa saja masalah
nutrisi yang sering terjadi pada bayi?
Dalam perkembangan dan
pertumbuhannya, tentu saja ada masalah yang terkadang dialami bayi. Masalah dan
penyebabnya pun beragam dan diusahakan secepatnya mendapat penanganan.
·
Intoleransi Laktosa : ketidakcukupan
enzim laktase sehingga laktosa tidak dapat dicerna akibatnya terjadi gangguan
pencernaan seperti : diare, sakit perut
Gejala
: diare, sakit
perut, kembung
Penyebab
: genetik, gastroenteritis, infeksi parasit, defisiensi Fe,
·
Alergi susu sapi : tidak langsung
tampak setelah anak minum susu, tubuh bereaksi membuat zat inti yang dinamakan
immunoglobulin, ketika anak mengonsumsi susu sapi, tubuhnya akan membentuk
antibodi ----- antibodi berlebih ---- alergi
Gejala
: kemerahan atau rasa gatal di tubuh setelah minum susu sapi
Penyebab
: protein dari susu sapi
·
Diare
Untuk diare, dapat dikurangi
kemungkinan terjadinya dengan pemberian ASI. Pada bayi yang
mendapat air susu ibu lebih jarang menderita diare karena berkurangnya
kontaminasi bakteri serta terdapatnya zat-zat anti infeksi dalam air susu ibu
(IgA). Selain itu, antibodi
dari
kolostrum ASI memberi
kekebabalan gastrointestinal
Berdasarkan penelitian
Grantham-McGregor et al., 2007 diperkirakan lebih dari 200 juta
anak-anak di bawah umur lima tahun mengalami kegagalan dalam mencapai potensi
perkembangan kognitif karena kemiskinan, tingkat kesehatan dan gizi yang
rendah, dan pola asuh yang kurang.
Gizi yang buruk pada saat kehamilan
dan masa awal kehidupan bayi akan memberikan beberapa dampak buruk seperti
gangguan perkembangan motorik yang akan berdampak pula pada perkembangan
kognitif dan IQ. Otak akan tumbuh secara pesat dimulai dari trimester ketiga
kehamilan sampai usia 3 tahun. Perkembangan otak akan mempengaruhi perkembangan
fisik, kognitif dan psikososial. Gagal tumbuh atau pertumbuhan yang terganggu
pada masa emas pertumbuhan bayi dan balit
Apa masalah pemberian
makan pada bayi ?
Pemberian makan pada bayi bisa
terjadi masalah, masalah tersebut bisa pemberian makan yang kurang atau lebih
atau keadaan yang lainnya. Pemberian makan yang kurang, biasanya disebabkan
karena bayi tidak mampu mengambil atau menerima makanan dalam jumlah yang
cukup. Pada bayi usia 4 bulan, bila penambahan berat badan kurang dari 200
gr/minggu menunjukkan pemberian makan yang kurang.
Pemberian makan yang lebih, disebabkan
karena terlalu sering diberi makan atau saat bayi menangis selalu diberi makan.
Pemberian makan yang lebih akan memperlambat pengosongan lambung (lemak) dan
mengganggu proses fermentasi (karbohidrat) akibatnya perut kembung, berat badan
naik dengan cepat, banyak kentut dan obesitas.
Keadaan lain yang bisa mengganggu
pemberian makan pada bayi adalah regurgitasi. Regurgitasi adalah kembalinya
sejumlah kecil makanan yang tertelan selama atau sesudah makan, bisa disebabkan
karena terlalu cepat minum dan menelan udara. Selama usia 6 bulan pertama, hal
ini masih dianggap wajar.
Bagaimana pemilihan
makanan dan penyusunan menu ?
Bayi seharusnya mendapatkan ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan dan meneruskan ASI sampai usia 2 tahun atau
lebih. Pemberian ASI eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI sampai usia 6
bulan, tidak ada pemberian makanan lain termasuk air, madu, pisang dll. Pemberian
MP-ASI baru dilakukan saat usia bayi lebih dari 6 bulan, karena kandungan
nutrisi ASI tidak mencukupi untuk kebutuhan nutrisi bayi sehingga diperlukan
makanan tambahan. Makanan bentuk padat mulai dapat diberikan sekali sehari
dalam jumlah sedikit (3-5 sdt). Makanan yang dimuntahkan oleh bayi, belum tentu
tidak disukai bayi. Hal tersebut bisa saja karena bayi sudah kenyang atau lidah
bayi belum dapat menelan dengan cukup, sehingga jangan memaksa bayi. Berikan
makanan tersebut beberapa kali sampai bayi terbiasa.
Pemberian buah dan sayur bisa
dilakukan, tetapi sebaiknya disaring atau dalam bentuk lunak. Misal, buah
pisang dimasak sebentar supaya lebih lunak. Pada saat pemberian makanan
pendamping ini, sebaiknya tidak dipentingkan untuk rasa karena bayi belum
mengenal rasa hambar sehingga jangan terlalu cepat menambahkan garam atau gula.
Biarkan bayi mengenal rasa asli dari makanannya.
0 komentar:
Posting Komentar